Kamis, 01 Desember 2011

SOUND SISTEM


SOUND SISTEM
"Tata suara" barangkali terjemahan paling mendekati untuk istilah "sound system". Namun para praktisi lebih menyebut sound system untuk seperangkat peralatan reproduksi suara yang meliputi microphone, kaset/tape recorder - player, mixer (pencampur suara), amplifier, speaker monitor. Seperti disebutkan di atas, sound system terdiri atas beberapa komponen yang dirangkai terpadu untuk dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan berkaitan dengan suara/bunyi (auditif). Suatu sound system berkualitas harus mampu mereproduksi frekuensi audio dari 20 Hz sampai 20.000 Hz. Oleh karenanya semua komponen sound system (microphone, kaset/tape recorder - player, mixer, amplifier, speaker monitor) harus mampu merespon seluruh bidang frekuensi audio seperti disebut di atas. Selain untuk kesenangan semata, perangkat sound system digunakan untuk tujuan-tujuan komersil seperti stasiun radio, stasiun tv, public address dan masih banyak lagi.
Aplikasi

Dilihat dari penggunaannya, sound system terbagi atas dua kategori masing-masing untuk penggunaan di dalam (indoor) dan untuk penggunaan di luar (outdoor). Dan sudah barang tentu tuntutannya berbeda untuk setiap kategori. Untuk penggunaan indoor misalnya, power amplifier cukup 50 watt saja sedangkan untuk penggunaan outdoor diperlukan power amplifier sekitar 1 - 5 kw.

Untuk penggunaan indoor 5 buah microphone sudah memadai tetapi untuk penggunaan outdoor sekitar 10 - 20 buah microphone. Mengapa untuk outdoorr begitu banyak? Sebagai contoh, untuk drum saja dibutuhlan minimal 5 buah microphone, belum untuk instrumen lainnya.
Pencampur suara (mixer) untuk indoor 8 trak sudah memadai tetapi untuk outdoor minimal 24 trak.
Tuntutan di atas tentu saja tidak mutlak namun bila kita bicara kualitas maka tuntutan tadi harus dipandang sebagai tuntutan profesionalitas, sebab pekerjaan amatiran tidak laku dalam dunia bisnis.

Microphone

Dalam rangkaian sound system microphone merupakan komponen terdepan terutama dalam proses atau pekerjaan perekaman (recording). Pemilihan jenis microphone, disamping kualitas microphone itu sendiri, merupakan salah satu penentu kualitas rekaman. Microphone, dilihat dari pola sensifitasnya, terbagi atas dua jenis yakni ohmni directional dan uni directional. Ohmni directional pola sensifitasnya menyerupai bentuk jantung sedangkan uni directional pola sensifitasnya lurus/mengarah. Jenis ohmni directional cocok digunakan untuk rekaman vokal atau musik distudio/pagelaran, sedangkan uni directional umumnya digunakan untuk shooting film atau video di lapangan. Dengan menggunakan jenis uni directional di lapangan maka hanya bunyi atau suara yang diinginkan yang dominan sedangkan bunyi lain ditekan/dikurangi. Jenis microphone tersedia di pasaran dalam berbagai merk.

Amplifier

Istilah amplifier boleh dikatakan sudah memasyarakat di semua lapisan masyarakat, dari abang becak sampai kaum eksekutive. Begitu telah membuminya amplifier sehingga banyak orang menyebut amplifier dengan kata yang lebih simpel, "ampli".

Secara teknis amplifier digunakan pada hampir semua peralatan elektronik dari mulai radio sampai satelit. Dalam hubungannya dengan sound system, amplifier adalah alat penguat signal audio seperti kaset, VCD, tape dsb.
Power output atau tenaga keluaran suatu amplifier bervariasi mulai dari 10 Watt sampai ribuan Watt. Untuk hiburan di rumah power output 20 Watt sudah cukup memadai, tetapi untuk penggunaan di lapangan terbuka dibutuhkan power output yang lebih besar sesuai medan cakupan. Untuk public address 100 Watt sudah cukup, tetapi untuk konser musik barangkali 5000 Watt masih dianggap kurang meledak atau membahana. Terlepas dari masalah power output, amplifier yang baik harus mampu merespon frekuensi audio dari 0 - 20.000 Hz.
Mixer

Untuk sound system rumahan (home use), alat pencampur suara yang disebut mixer ini tidak diperlukan benar karena hanya satu sumber suara yang digunakan. Fungsi pengalihan dari satu sumber suara ke sumber suara lainnya, misal dari radio ke tape, dilakukan oleh multi saklar atau multi switches. Mixer lebih banyak digunakan untuk tujuan komersial misalnya studio rekaman, studio radio, dan usaha-usaha lainnya yang bergerak dibidang audio entertainment.

Mixer sederhana minimal berkapasitas 4 trak/chanel. Sedangkan mixer yang lebih profesional bisa berkapasitas 16 sampai 32 trak bahkan lebih. Pemilihan jumlah kapasitas tergantung kebutuhan/tuntutan pekerjaan selain pertimbangan ekonomis, sebab semakin besar kapasitas semakin mahal harganya.
Masing-masing trak sesuai mixer dilengkapi dengan berbagai filter pengatur frekuensi maupun fasilitas lain yang berhubungan dengan sistem operational mixer bersangkutan.
Speaker

Dalam perangkat sound system, speaker merupakan terminal akhir dimana semua sumber suara yang telah digabung/dicampur bermuara. Melalui speaker inilah signal audio direproduksi kembali dan sekaligus diperkuat sehingga dapat dinikmati. Satu uniit speaker (kiri/kanan/mono) sekurang-kurangnya terdiri atas tiga buah speaker yakni woofer, midrange, dan twitter. Woofer speaker berfungsi mereproduksikan nada-nada rendah seperti bass, drum dsb. Midrange speaker berfungsi mereproduksikan nada-nada pertengahan seperti suara penyanyi, gendang dsb. Twitter spaeker berfungsi mereproduksikan nada-nada tinggi seperti bunyi lengkingan biola, bunyi simbal dsb. Dengan pemisahan fungsi seperti di atas, maka distorsi bunyi baur dapat ditekan sehingga apa yang kita dengan seolah "hidup". Pada setiap unit speaker terdapat terminal "+" dan terminal "-". Jadi ketika pemasangan jangan terbalik, hubungkan terminal speaker dengan terminal amplifier sesuai simbolnya.

Recorder

Recorder/alat perekam audio yang umum digunakan selama dua dasawarsa terakhir adalah recorder analog, merekam di atas permukaan pita magnetik. Pita magnetik sebagai media perekaman dijual dalam format kaset (lebar 1/8 inc) maupun reeltape (lebar 1/4 inc). Kaset recorder lebih banyak dipakai untuk hiburan sedangkan reeltape digunakan untuk tujuan komersial karena lebih berkualitas dibanding kaset.

Dalam sound system reeltape digunakan sebagai induk perekaman atau master recording. Sedangkan kaset digunakan sebagai copy rekaman, artinya setelah signal audio direkam dan di edit pada reeltape kemudian di copy atau di re-record ke kaset.

Hasil reproduksi signal audio dikatakan berkualitas jika semua frekuensi tercover. Secara teknis kaset atau reeltape recorder yang digunakan harus memiliki tanggapan frekuensi 20 - 20.000 Hz.

Tips

Memang benar sound system berkualitas menghasilkan reproduksi suara atau bunyi berkualitas pula. Namun demikian sistem pemasangan maupun perkabelan dapat menimbulkan distorsi jika dilakukan sembarangan. Bentuk distorsi dapat berupa desis/nois, hum, brooning.
Di bawah ini ada tips yang boleh dipakai sebagai pedoman :
  1. Jika memungkinkan susun peralatan sound system secara vertikal dalam satu rak.
  2. Gunakan kabel sependek mungkin.
  3. Gunakan kabel warna (merah/hitam) dari amplifier ke speaker agar tidak terbalik.
  4. Pasang blower atau kipas angin jika power output amplifier cukup tinggi.
  5. Grounded atau bumikan seluruh peralatan sound system pada satu titik dengan kabel tunggal diameter 2 - 3 mm.
  6. Gunakan sekring tersendiri untuk masing-masing alat.
Sebagai contoh, kaset dengan CD. Kaset menyimpan signal-signal audio secara magnetik. Dalam kurun waktu tertentu signal magnetik ini dapat menurun/melemah (weakness) akibat gaya tarik-menarik diantara kutub-kutub magnet berdekatan. CD menyimpan signal-signal audio dalam bentuk titik-titik optise-lektris yang teoritis tidak akan mengalami perubahan dalam jangka relatif lama. Dengan demikian kualitasnya lebih unggul dibanding kaset. Dari perbandingan sekilas tadi and dapat menentukan pilihan anda.
Perkembangan teknologi audio

Perkembangan teknologi terus meningkat bukan lagi dalam hitungan tahun melainkan bulan, terutama di bidang elektronik termasuk teknologi perangkat audio. Kini banyak ditawarkan produk-produk peralatan audio digital dengan segala keunggulannya dibanding perangkat audio konvensional (analog). Secara teknis teknologi digital mempunyai beberapa keunggulan diantaranya "bebas desis", nada-nada yang dihasilkan terasa "bersih".
Sebagai contoh, kaset dengan CD. Kaset menyimpan signal-signal audio secara magnetik. Dalam kurun waktu tertentu signal magnetik ini dapat menurun/melemah (weakness) akibat gaya tarik-menarik diantara kutub-kutub magnet berdekatan. CD menyimpan signal-signal audio dalam bentuk titik-titik optise-lektris yang teoritis tidak akan mengalami perubahan dalam jangka relatif lama. Dengan demikian kualitasnya lebih unggul dibanding kaset. Dari perbandingan sekilas tadi anda dapat menentukan pilihan anda.


1 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites